Jumat, 17 Februari 2017

cita-cita dan cinta

jadi ceritanya, gue kemarin nonton lalaland (again?) yah mungkin karena zodiak gue leo, jadinya gue suka banget deh sama film melodrama kayak lalaland. sebenarnya sih ceritanya simpel -- tapi musiknya keren sih, seorang cewek bernama mia dolan bertekad untuk jadi artis terkenal. tapi gagal casting terus, sembari nunggu panggilan casting dia kerja di coffe shop yang berlokasi di markas hollywood. jadi buat mia pemandangan artis wara-wiri, orang2 sibuk syuting, billboard film, udah bukan hal yang asing lagi.

one day, mia ketemu seorang cowok pianis jazz yang cinta mati dan berniat mendedikasikan hidupnya untuk classic jazz bernama sbastian. tapi sbastian ini kayak rangga aadc, cuek2 cool gitu. tapi kemudian mereka bisa jadi dekat karena mia selalu memprovokasi sbastian.

dari yang awalnya cuma teman ngobrol, terus jadi dekat banget meskipun tanpa status pacaran atau nggak. kemudian sbastian bergabung dalam band yang beraliran modern jazz, hari2 selanjutnya dia disibukan dengan bikin album-world tour-bikin album lagi-world tour lagi, sedangkan mia semenjak diterima casting dan syuting film di paris hubungan mereka merenggang dan lost contact begitu aja.

5tahun kemudian, mereka gak sengaja bertemu. saat itu mia udah jadi artis terkenal dan sbastian udah punya club jazz classic miliknya sendiri.

tapi... yang bikin gue sedih adalah dipertemuan ini, mia udah nikah dan punya anak. ketika sbastian memainkan solo piano (lagu: mia and sbastian theme) saat itu mia flashback. dia yang seharusnya pacaran serius dengan sebastian, pertunjukan monolognya sukses, jadi artis terkenal, nikah dan punya anak dengan sbastian, dan tinggal bersama dalam hiruk pikuknya dunia hollywood. yah, seandainya aja semua berjalan seperti itu.. ketika musik berhenti, terhenti juga flashbacknya mia. akhirnya mereka berdua tetap berpisah tanpa kata.

keluar dari ruang teater, gue mikir gini.. mungkin kita gak selalu bisa menggenggam dua keinginan terbesar kita (cinta dan cita-cita). ada kalanya kita harus milih salah satunya aja. seperti mia dan sebastian. kalau mereka tetap sama2, mungkin mia gak akan pernah jadi artis terkenal karena harus nemenin sebastian world tour atau mungkin sebastian gak akan pernah punya club jazz nya sendiri.

ada harga yang mahal untuk setiap kesuksesan besar. terkadang saking mahalnya, sampai kita harus mengorbankan cita2 yang lain.

emang gak selalu begitu sih, ada juga orang beruntung yang sukses mendapatkan cinta dan cita2 nya. tapi gue yakin orang itu gak serta merta beruntung begitu aja. bisa jadi dia "membayar" dua kesuksesannya dengan lebih "mahal". intinya, gak ada kebahagiaan yang sempurna di dunia ini.

“Tidak semua orang mendapatkan pilihan pertama dalam hidup ini. Tapi kita bisa hidup sama bahagianya dengan mereka, meski hanya mendapatkan pilihan kedua, ketiga, atau bahkan keseratus-satu." -- Tere Liye, Berjuta Rasanya

Minggu, 14 Desember 2014

tentang menulis

Gue dulu suka share cerita di notes jejaring sosial friendster. Kata temen2 gue, tulisan gue bagus. Bahkan ketika gue beberapa minggu gak update tulisan malah mereka yang nanyain

Awal niatnya sih buat pencitraan, supaya dianggap cewek gokil sama gebetan. Eh lama2 keterusan... Tapi sempat mandek sampe akhirnya gue gak bisa nulis sama sekali setelah break sama dia.

Baru setelah gue baca saran dari trinity yang dimana dia bilang, kalo kita pengen bikin tulisan yang enak dibaca, kita anggap aja tulisan itu seperti bentuk kita lagi cerita dengan teman dekat. Dan di saat itulah gue sadar, yaampun... Itu kan yang gue lakukan dulu!

Tapi karena gue udah lamaaa banget gak nulis, gue kehilangan soul dari tulisan gue, jadi apa yang ditulis tuh masih random banget. Kadang lucu, kadang garing, kadang miris, kadang ga pantes buat dibaca sama orang (btw itu tulisan bergenre apa yaa?) yaa pokoknya gitu deh..ahahaha.

Kadang gue merasa minder banget takut2 kalo tulisan gue di cela, ah elah padahal siapa sih yang mo nyela. Setiap orang kan punya blueprint dari bahasa tulisannya masing-masing. Jadi yaa be yourself aja. Lagipula urusan sela-menyela adalah hal yang biasa.. *tsahh* pokoknya blog ini in progress lah. Gue memulai belajar nulis lagi dari nol. Yaa kecuali nulis surat cinta sih, kayaknya sampai sekarang gak lulus2 uji kompetensinya... Hahaha


Selasa, 23 September 2014

darkside

Setiap orang punya dua sisi. Sisi baik yang disebut white side dan sisi buruk yang disebut dark side.

Teorinya, gak ada orang yang 100% baik dan gak ada orang yang 100% jahat. Semua punya kadar kecenderungannya masing2.

Buat gue, sisi gelap adalah yang istimewa. Dari sisi ini juga konsep blackswan lahir.

Sisi gelap mengajarkan kekuatan yang tersembunyi dalam diri.
Sisi gelap juga memaksa untuk melawan semua kelemahan diri.
Sisi gelap menunjukkan bahwa luka bisa menjadi energi terbesar dalam diri.

Tapi jangan lama2 berdiri dibawah naungan sisi gelap...

Karena terlalu lama berdiri dibawahnya akan mematikan nurani mu, menjauhkan dirimu dari tuhan mu, dan menjadikan mu bagian dari kaum pendendam sejati.

Hidup bukan sekedar gelap atau terang, benar atau salah. Terlalu naif rasanya kalau berpikir seperti itu.

Jangan lupa, ada zona abu2
Yang bisa membantumu menjadi pengamat yang baik.
Yang bisa menilai suatu keadaan dari dua sisi yang berbeda.
Yang bisa membuatmu menjadi pribadi yang tidak naif tapi juga tidak munafik.

Kau ingin berdiri dimana?

Kalau aku sih, darkside.

Yes i'm a black swan.

But i try to turn the blackswan white :) bukannya dibalik hitamnya bulu sayap angsa hitam juga terdapat bulu2 putih?



There's a place that I know
it's not pretty there and few have ever gone
if I show it to you now
will it make you run away

or will you stay
even if it hurts
even if I try to push you out
will you return?
and remind me who I really am
please remind me who I really am


everybody's got a dark side
do you love me?
can you love mine?
nobody's a picture perfect
but we're worth it
you know that we're worth it
will you love me?
even with my dark side?


Kamis, 03 Juli 2014

titik nadir

Sering kali ketika hidup gue berada pada titik nadir gue bertanya, kenapa sih harus begini? Kenapa semuanya terasa sulit? Kenapa semuanya gak sesuai dengan ekspektasi gue? Dan banyak pertanyaan kenapa lainnya...

Sebenarnya gue paham sih, intinya tuhan pengen gue belajar banyak hal pada titik nadir. Belajar sabar, belajar ikhlas, belajar memahami diri , belajar mendengarkan kata hati, ditempa supaya mentalnya kuat, di beri waktu panjang sejenak supaya mikir dan menentukan arah.. Gue sadar banget gue belajar banyak di kondisi ini. Tapi ikhlasnya susah banget. Gue bahkan berani menyimpulkan bahwa ikhlas adalah pembelajaran seumur hidup. Kalo orang bilang gue udah bisa sabar dan ikhlas itu salah, gue masih terus belajar untuk bisa sabar dan ikhlas.

Sakit... Tapi hasilnya sepadan. Mungkin kalau gue nggak pernah merasakan sakitnya jatuh gue akan tumbuh jadi orang yang bermental rapuh. Orang lain mungkin lihat gue udah hancur parah, tapi buat gue pribadi nothing to loose. I've got something's better... The something's they've never had. I felt that...

Ada pepatah bilang, Good is the enemy of great. Sesuatu hal yang bagus belum tentu selalu membawa dampak yang bagus kok, dan gak semua hal buruk itu menyedihkan. See the world with the different perspective..


“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” QS Al Baqarah: 216

Kamis, 20 Maret 2014

zenit dan nadir

Mungkin di suatu titik perjalanan hidup kita perlu waktu untuk berfikir sejenak. Untuk mengevaluasi diri, untuk lebih mendengarkan keinginan hati, lalu memutuskan ingin dibawa kemana kaki ini melangkah?

Gue percaya semua orang punya porsi kebahagiaan dan kesedihannya masing masing... tinggal pilih mau menghabiskan porsi kesedihan dulu atau porsi kebahagiaan dulu. maunya sih bahagia terus -- tanpa adanya tangis kecewa, gue rasa kebahagiaan pun akan terasa hambar.


Have you ever seen ECG machine works? Yes,there’s upside and downside. Bukankah hidup juga begitu? Ada saatnya kita berada di titik zenit dan nadir.